JEPARA – Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta membuka Gelar Karya Lokal di SMA Negeri 1 Jepara, Kamis (8/12/2022). Gelar karya ini menjadi bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) implementasi kurikulum Merdeka Belajar.
Berbagai produk hasil karya siswa kelas X ini terdiri dari berbagia macam. Mulai dari produk kuliner, souvenir, seni lukis hingga batik. Di kegiatan ini ditampilkan seni karawitan, teater hingga nonton film bersama. Pj Bupati yang juga merupakan alumni SMA Negeri 1 Jepara ini menyempatkan keliling stan hasil kreativitas siswa-siswi ini.
Edy Supriyanta mengapresiasi Gelar Karya yang diselenggarakan oleh siswa SMA Negeri 1 Jepara ini. Menurutnya, P5 sangat bermanfaat bagi peserta didik. Diantaranya untuk memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi, melatih kemampuan memecahkan masalah dalam berbagai kondisi, serta menunjukkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar.
“Kegiatan ini menjadi bagian untuk menjawab tantangan masa depan yang semakin kompleks. Yakni dengan cara berwiraswasta yang baik,” kata Edy.
Bekal ini, lanjutnya, penting bagi para siswa khususnya yang tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Sehingga bisa langsung memasuki dunia kerja. Akan tetapi, dirinya berpesan agar di tengah kemajuan teknologi informasi, para siswa harus tetap berpegang pada budaya dan kearifan lokal.
“Di tengah kemajuan teknologi informasi saat ini, harus tetap berpegang pada kearifan lokal,” pesannya.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Jepara Ngaripah menuturkan, inti dari kegiatan tema P5 adalah membentuk peserta didik menjadi peserta didik yang berjiwa dan berkarakter sesuai nila-nilai Pancasila sesuai dengan enam dimensi kurikulum Merdek Belajar. Masing-masing yakni Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak Mulia, Berkebhinekaan Global, Bergotong-royong, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif.
“Tema yang kita ambil kali ini yakni Menyemai Kearifan Lokal, Memetik Bunga Zaman. Tema ini kita pilih dengan latar belakang menimimalisir gelombang krisis identitas diri para generasi muda terutama siswa-siswi yang disebabkan oleh lunturnya budaya dan juga kearifan lokal masyarakat,” jelasnya.