JEPARA – Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta meminta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara membuat peta jalan (roadmap) pengentasan stunting di Jepara. Orang nomor satu di kota ukir itu menargetkan Jepara bebas stunting pada 2024 mendatang. Hal ini disampaikan oleh Edy Supriyanta saat pencanangan Gerak Satu Hati atau gerakan entaskan stunting di Kabupaten Jepara yang digagas oleh IDI Jepara, di Taman Sumendung, Desa Bangsri, Rabu (9/11/2022).
“Saya minta Dinkes bersama IDI membuat peta jalan penanganan stunting di Jepara,” kata Edy.
Edy mengungkapkan, kasus stunting di Jepara masih cukup tinggi. Meskipun saat ini sudah ada penurunan angka sekitar 30 persen dari 7 ribu kasus yang ada. Dengan adanya kegiatan IDI ini penanganan stunting di Jepara diharapkan lebih cepat.
Pada rangkaian kegiatan itu, IDI memang mengawali intervensi penanganan untuk 17 balita stunting di Kecamatan Bangsri. “Saya minta IDI melakukan intervensi jauh lebih banyak dari 17, karena ada 7 ribu lebih balita stunting di Jepara,” tegas Edy.
Sementara itu, Ketua IDI Kabupaten Jepara Dokter Edwin Tohaga mengatakan, kegiatan tersebut digelar dalam rangka ulang tahun ke-72 IDI dan hari kesehatan nasional ke-58.
Dalam rangkaian kegiatan itu, dilakukan pemeriksaan bayi di bawah dua tahun (baduta) oleh tim penanganan stunting. Sebelumnya juga dilakukan dua mini seminar, masing-masing bertema “Apa itu Stunting” dan “Gizi pada Baduta.”
Menurutnya, 7 ribu balita berstatus stunting di Jepara harus dikelola dengan intervensi yang spesifik. Tak hanya lingkungan mini keluarga dan masyarakat, tapi juga pemerintah.
“Konsep kami mengelola balota stunting, kami lakukan seleksi data, lalu seleksi balita stunting mana yang bisa diintervensi. Di antaranya untuk balita stunting yang asupan gizinya masih kurang,” kata Dokter Edwin.
IDI akan melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) dengan bahan pangan lokal yang akan disampaikan melalui kader Posyandu. Kegiatan ini akan dilakukan selama 6 bulan berturut-turut. Setiap bulan akan dievaluasi sehingga bentuknya akan dinamis. Hasil penelitian akan disampaikan kepada Dinkes sebagai bahan masukan untuk diskusi bagaimana melakukan penanganan stunting.