JEPARA – Bupati Jepara Dian Kristiandi memuji kerukunan warga Karimunjawa di tengah pluralisme dan keberagaman yang ada. Pujian ini disampaikan saat orang nomor satu di kota ukir itu saat membuka pentas wayang kulit di Alun-alun Karimunjawa, Sabtu (12/3/2022) malam.
“Karimunjawa ini ibarat miniatur Indonesia. Terdiri dari berbagai macam suku, agama, kebudayaan hingga bahasa. Alhamdulilah sampai saat ini sangat terjaga kerukunannya,” kata Bupati Andi.
Bupati dalam kesempatan itu memakai kopyah khas Bugis sengaja ingin menunjukkan keberagaman dan kerukunan yang ada di wilayah terluar Jepara itu. Masing-masing suku bangsa ysng ada di Karimunjawa mampu menaturalisasi budaya masing-masing tetapi bisa berbaur.
“Kerukunan dan guyub rukun yang ditunjukkan masyarakat Karimunjawa menjadi modal untuk membangun, utamanya di sektor pariwisata,” jelas Andi.
Kegiatan pentas wayang ini, kata Andi, menjadi bagian dari pelestarian budaya di kalangan masyarakat. Nguri-nguri budaya menjadi tanggung jawab bersama, agar di kemudian hari generasi penerus tetap bisa menikmati wayang kulit ini.
Sebelumnya, bupati juga nanggap wayang kulit untuk warga Desa Parang, Jumat (11/3/2022). Ratusan warga antusias dan tumpah ruah di sekitaran balai desa lantaran sudah sekitar 50 tahun lamanya tidak ada pentas wayang kulit di Desa Parang.
Sebelum pentas wayang digelar, politisi PDI Perjuangan ini menyerahkan sejumlah bantuan kepada warga Desa Karimunjawa dan Kemojan. Diantaranya yakni beras dan bantuan modal usaha. Untuk seluruh Kecamatan Karimunjawa, beras yang disalurkan sejumlah 10 ton. Sedangkan zakat produktif yang dikelola oleh Baznas Jepara diberikan dalam bentuk modal usaha.