JEPARA – Bupati Jepara Dian Kristiandi meminta kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat tidak lelah mengedukasi masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 ini. Hal ini disampaikan oleh Dian Kristiandi saat Silaturahmi dan Doa Bersama Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat di Pendopo Kecamatan Mayong, Rabu (9/9/2020).
Kegiatan silaturahmi dengan tema “Memperteguh Persatuan dan Kesatuan Selaku Anak Bangsa Diera Pandemi Covid-19 di Kecamatan Mayong merupakan edisi kedua dari 16 kecamatan yang akan disinggahi. Edisi pertama, minggu lalu di selenggarakan di Kecamatan Nalumsari.
Tak dapat dipungkiri, kata Bupati, kehadiran covid-19 yang telah berbulan-bulan memang menimbulkan kebosanan di tengah masyarakat. Akan tetapi, semangat untuk melawan virus ini harus tetap digelorakan.
“Caranya yakni dengan taat terhadap protokol kesehatan. Baik cuci tangan menggunakan sabun, memakai masker maupun jaga jarak. Jika itu dilakukan maka kita yakin virus ini akan segara sirna,” kata Bupati.
Lebih lanjut Bupati mengingatkan kepada para tokoh agama yang hadir untuk terus memperkokoh persatuan dan kesatuan di tengah berbagai ancaman yang ingin memecah belah bangsa.
“Untuk itu mari kita terus bergotong royong demi persatuan dan kesatuan bangsa ini. Sikap saling menghormati dan menghargai antar individu maupun kelompok harus terus ditanamkan. Jika itu dilakukan maka masyarakat akan tentram dan damai,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jepara Mashudi menyampaikan jika silaturahmi dan doa bersama dengan tokoh agama yang biasanya di lakukan di Pendopo Kabupaten Jepara kini dilakukan di kecamatan-kecamatan. Selain karena kondisi pandemi Covid-19, ini dilakukan untuk lebih mendekatkan dengan tokoh agama di masing-masing kecamatan.
“Pak Bupati ingin lebih dekat dan ingin melihat kondisi di lapangan seperti apa. Di Mayong saat ini menjadi daerah industri yang memerlukan perhatian bersama,” katanya.
Sebelumnya, Camat Mayong Muhamad Subkhan memaparkan kondisi terkini terkait kehidupan sosial dan geografis, serta melaporkan pelaksanaan langkah-langkah pencegahan Covid-19. “Sarana peribadatan di Kecamatan Mayong, ada sedikitnya 82 masjid, 302 musala, dan 2 gereja. Jumlah penduduknya ada sekitar 93 ribu jiwa, tercatat dalam 28.752 KK. Ada di 392 RT, dan di 75 RW,” papar Subkhan.
Ia pun menyampaikan, bahwa toleransi hidup beragama di wilayahnya sangat kondusif, dan selalu terjaga dengan baik. Terkait kondisi perekonomian warga, Subkhan menuturkan sangat terbantu adanya 18 perusahaan PMA. 16 asal Korea Selatan, sisanya dari Jepang dan Taiwan.
“Tentu ini berimbas pada usaha-usaha ekonomi yang mungkin 5 tahun lalu tidak terpikirkan, di Mayong ada usaha kos-kosan, jasa makanan, penatu, hingga tumbuhnya pengembang perumahan,” tutur Camat Mayong.