JEPARA – Bupati Jepara Dian Kristiandi menjenguk Sarjono (49), warga RT 2 RW 3 Desa Jondang Kecamatan Kedung yang atap rumahnya ambruk pada Sabtu (22/8/2020) lalu. Dalam kunjungannya ini, Bupati Andi menyerahkan sejumlah bantuan kepada korban.
Akibat kejadian itu, Sarjono beserta istri dan satu anaknya mengalami luka dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Sarjono sendiri baru diizinkan pulang dari rumah sakit pada Selasa (25/8/2020). Sarjono mengalami luka bagian kepala dan harus mendapatkan sejumlah jahitan akibat tertimpa reruntuhan genting.
Ikut mendampingi Bupati, Kepala BPBD Jepara Kusmiyanto, Ketua Baznas Jepara Masun duri dan sejumlah pimpinan OPD terkait.
Dian Kristiandi mengungkapkan kedatangannya sebagai salah satu bentuk kepedulian kepada warganya yang terkena musibah. Meskipun robohnya atap bukan karena angin atau hujan, perhatian dan kepedulian harus selalu diberikan kepada siapapun warga yang terkena musibah.
“Kita turut prihatin juga, terlebih sampai ada yang dirawat di rumah sakit karena tertimpa reruntuhan. Kita doakan agar segera pulih kembali,” kata Bupati Andi.
Dalam kesempatan ini, Andi juga meminta kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan di musim kemarau ini. Dengan kondisi cuaca yang kering dan panas, serta angin yang kencang berpotensi menimbulkan kebakaran.
“Musim kemarau seperti ini biasanya banyak terjadi kebakaran. Untuk itu, masyarakat harus lebih berhati-hati dan waspada,” tandas Bupati.
Sementara itu, Sarjono mengaku senang dengan perhatian yang diberikan oleh Bupati Jepara kepada warga termasuk dirinya. Dirinya mengaku senang dengan respon yang diberikan oleh bupati yang mau menjenguk warganya yang terkena musibah.
“Alhamdulilah senang dijenguk langsung oleh Pak Bupati. Ini membuktikan responnya cepat dan peduli kepada warganya,” jelas Sarjono.
Sarjono menceritakan, peristiwa ambrolnya atap rumah Sarjono terjadi pada Sabtu (22/8/2020) pagi sekitar pukul 05.30 WIB. Saat kejadian tidak sedang ada angin atau hujan. Akan tetapi tiba-tiba saja atap rumah di dua kamar ambrol. Dirinya menduga kondisi kayu yang sudah lapuk menjadi penyebab ambrolnya atap rumahnya tersebut.
“Ya karena kayunya mas, sudah tidak kuat. Ini sudah berumur 20 tahunan sejak dibangun belum pernah diganti,” ujarnya.