JEPARA – Pelaksana Tugas Bupati Jepara Dian Kristiandi mengumpulkan enam direktur rumah sakit di Kabupaten Jepara, Senin (24/4/2020), di ruang kerjanya. Enam rumah sakit yang dimaksud yakni RSUD. Kartini Jepara, RS. Rehatta Kelet, RS. PKU Muhammadiyah Mayong, RS. Graha Husada, RS. PKU Aisyiah Jepara dan RSI Sultan Hadlirin. Hadir juga Sekda Jepara Edy Sujatmiko, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Mudrikatun serta Juru Bicara Gugus Tugas Dokter Fahrudin.
Para direktur ini diminta melaporkan kondisi penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) di Kabupaten Jepara hingga akhir April 2020 ini. Dian Kristiandi menekankan komitmen rumah sakit yang ada di Jepara untuk siap menerima pasien covid-19. Baik itu, ODP, PDP maupun yang sudah terkonfirmasi positif covid-19. “Jangan sampai ada yang menolak pasien korona,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Andi juga meminta kepada pengelola rumah sakit untuk terus menjalin komunikasi intensif dengan dinas kesehatan kabupaten maupun gugus tugas jika mendapati kendala atau hambatan dalam penanganan covid-19 ini. “Jika memang butuh sesuatu atau terkendala segera komunikasikan agar bisa mendapati solusi,” jelas Andi.
Dian Kristiandi yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jepara meminta kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara untuk menjaga ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis yang ada di rumah sakit. “Jangan sampai tenaga medis kekurangan APD, untuk itu harus dijaga terus persediaannya,” ujarnya.
Sementara itu, hampir dari semua direktur rumah sakit yang hadir mengatakan jika persediaan APD di rumah sakitnya sangat terbatas. Selain baju hazmat, masker bedah dan masker N95 juga terbatas jumlahnya.
“Pada prinsipnya kami berkomitmen untuk menangani pasien Covid-19 ini. Hanya saja, kami ini seringkali mengalami kelangkaan alat pelindung diri, baik masker bedah maupun N95,” kata Dokter Gunawan WS, Direktur RSI Sultan Hadlirin Jepara.
Selain keterbatasan APD, para direktur sumah sakit juga meminta agar dilakukan rapid test kepada tenaga medis di masing-masing rumah sakit. Sebagai garda terdepan dalam penanganan virus korona ini, tenaga medis harus tahu juga kondisinya karena sering melakukan kontak dengan pasien.