JEPARA – Pelaksana Tugas Bupati Jepara Dian Kristiandi memanggil semua kepala Puskesmas yang ada di Kabupaten Jepara, Senin (30/3/2020). Andi memanggil 21 kepala puskesmas tersebut untuk mengevaluasi dan menginventarisir berbagai hambatan selama penanganan virus korona (covid-19) yang sudah berjalan di Kabupaten Jepara.
Selain kepala puskesmas, hadir dalam pertemuan di ruang kerja bupati itu Asisten II Sekda Jepara Mulyaji, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Mudrikatun, Direktur RSUD Kartini Jepara Dwi Susilowati, Kabag Kesra Suhendro dan Kabag Perekonomian Edy Marwoto.
Sementara itu, Plt Bupati Jepara Dian Kristiandi mengungkapkan jika berbagai masalah dan kendala yang dihadapi oleh tenaga medis akan segera dilakukan pembahasan lanjutan di Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Jepara. “Akan segara kita rapatkan di tingkat satgas kabupaten agar bisa mendapatkan solusi,” kata Andi.
Kepada semuanya, Andi terus berpesan jika kunci untuk mengatasi virus korona ini yakni kemampuan mengendalikan masyarakat dan para petugas medis yang melaksanakan tugasnya dengan baik. “Mari kita sama-sama bersinergi sesuai dengan tupoksinya masing-masing untuk menangani wabah ini,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Mudrikatun menyampaikan jika hari ini sebanyak 840 alat pelindung diri (APD) sudah tiba di Jepara dan siap untuk dibagikan ke puskesmas dan rumah sakit. “Siang ini sudah datang dan akan didisitribusikan,” kata Mudrikatun melaporkan kepada Plt Bupati.
Mudrikatun melanjutkan jika pada tahap pertama sudah dianggarkan sekitar Rp.1,1 milyar untuk pengadaan APD, masker, hand sanitizer dan sarana prasarana pendukung lainnya. Selain itu, pihaknya juga mengaku mendapatkan bantuan dari APBD Propinsi Jawa Tengah untuk penanganan virus korona ini.“Untuk tahap dua ini sudah anggarkan sekitar 4 milyar dari pergeseran sejumlah kegiatan di DKK,” imbuhnya.
Hanya saja, lanjut Mudrikatun, untuk rapid tes Kabupaten Jepara sementara ini baru mendapatkan jatah 50 buah dari propinsi. “Siang ini sedang diambil di propinsi,” kata Mudrikatun.
Lebih lanjut Mudrikatun menyampaikan jika upaya sosialisasi terkat Covid-19 ini terus dilakukan ke lapisan masyarakat. “Kita menggandeng berbagai pihak untuk sosialisasi. Termasuk kita juga mencetak puluhan ribu leaflet tentang covid-19 yang dibagikan kepada masyarakat,” jelasnya.
Dokter Lupi dari Puskemas Kalinyamatan menyampaikan jika 12 desa yang ada di wilayahnya sudah terkondisikan dengan baik untuk penanganan virus korona ini dengan adanya satgas tingkat desa.
Dokter Fauziah Lubis dari Puskesmas Batealit mengatakan banyak stigma negative di masyarakat kepada para perantau yang pulang maupun ODP. Dampaknya banyak dari mereka yang justru menutupi riwayat perjalanannya karena takut dengan penghakiman dari masyarakat tersebut.
“Terkait dengan isolasi mandiri para perantau atau pendatang pemantauannya dilakukan oleh pemerintah desa setempat buka oleh puskesmas,” katanya.
Sementara itu Dokter Triyono, Kepala Puskesmas Kecamatan Jepara mengungkapkan jika perlu dipersiapkan segalanya meskipun saat ini belum terjadi ledakan kasus Covid-19 di Kabupaten Jepara. “Social Distancing harus efektif dijalankan,” tandasnya.