JEPARA – Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Jepara Dian Kristiandi memuji kerukunan dan toleransi diantara warga Desa Plajan Kecamatan Pakisaji. Kemajemukan agama di desa yang berada di ujung timur Jepara itu nyatanya tetap menjadikan desa yang berpenduduk sekitar 8 ribu jiwa ini hidup rukun berdampingan. Padahal di desa itu, ada empat agama yang dianut oleh warganya. Yakni Islam, Kristen, Hindu dan Budha
“Warga Plajan ini benar-benar menerapkan Pancasila dalam berkehidupan sehingga masyarakat akur dan rukun, tidak ada gesekan dan saling menghormati. Dengan kata lain toleransi antara umat yang terjaga dengan baik meskipun berbeda keyakinan,” kata Dian Kristiandi usai Safari Jumat di Masjid Darussalam RT 4 RW 1 Desa Plajan, Jumat (28/2/2020).
Andi menambahkan, ditengah semakin gencarnya upaya memecah belah bangsa dan penyebaran faham radikalisme oleh sejumlah pihak, Desa Plajan nyatanya masih berkembang menjadi desa yang toleran. “Karena sejatinya perbedaan merupakan sebuah keniscayaan. Semoga semangat menjaga toleransi dan kerukunan diantara warga terus terjaga bahkan bisa menular ke wilayah-wilayah lain,” imbuhnya.
Lebih lanjut Andi berpesan agar masyarakat tidak mudah mempercayai berita bohong yang kini banyak beredar di media sosial. Jika ada informasi atau berita dirasa kurang benar, maka harus dipastikan dulu kebenarannya. “Sebab kini hoax atau berita bohong seringkali menjadikan warga masyarakat terpecah belah tidak rukun lagi,” jelasnya.
Dian Kristiandi juga meminta agar masjid terus dihidupkan dengan berbagai kegiatan. Menurutnya, masjid tidak melulu harus digunakan untuk sholat dan mengaji, melainkan bisa digunakan untuk hal-hal positif lainnya. Diantaranya forum-forum rapat kepemudaan dan kegiatan lainnya. “Mari terus hidupkan masjid-masjid kita dengan kegiatan positif,” tandasnya.
Dalam safari jumat itu juga diserahkan sejumlah bantuan untuk masjid, diantaranya alquran, mukena dan sajadah. Baznas juga memberikan santunan kepada anak yatim dan jompo. Selain itu, Masjid Darussalam ini tahun ini mendapatkan bantuan dana hibah sebesar Rp.50 juta dari APBD 2020.
Sementara itu, Nadzir Masjid Darussalam Kyai Nur Alim mengatakan jika sebelumnya masjid ini merupakan sebuah mushola. Seiring perkembangan zaman akhirnya diubah menjadi masjid. “Di masjid ini juga banyak digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan warga sekitar,” jelasnya.
Nur Alim mengatakan jika keberagaman keyakinan dan agama yang ada di desanya sudah turun-temurun. Hubungan antar umat dapat terjaga dengan baik dan saling menghargai. “Kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, warga sudah saling menghargai. Setiap hari warga di sini saling membaur tanpa sekat beda agama,” ujarnya.