JEPARA – Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Jepara memberikan apresiasi kepada sekolah dan kampung peduli lingkungan. Sekolah tersebut yakni SDN 3 Tubanan Kecamatan Kembang yang memperoleh adiwiyata tingkat nasional dan tiga kampung yang dinyatakan sebagai kampung pro iklim (ProKlim). Ketiganya yakni Kampung Dukuh Petir Desa Plajan Kecamatan Pakisaji, Kampung Dukuh Putat Desa Sumanding dan Kampung RW 2 Desa Klepu Kecamatan Keling.
Apresiasi tersebut ditunjukkan dengan memberikan uang pembinaan dan bantuan bibit tanaman. Tiga kampung Proklim mendapatkan uang pembinaan masing-masing sebesar Rp.2,5 juta sedangkan SDN 3 Tubanan menerima Rp.3 juta.
Dian Kristiandi berharap apa yang telah dilakukan tiga kampung tersebut dapat menginspirasi desa-desa yang lain di Jepara. “Jika semua desa melakukan hal yang sama, maka secara otomatis Jepara akan bersih dan terjaga lingkungannya. Sehingga tidak perlu lagi mencari-cari juara, sebab pada dasarnya kejuaraan tersebut hanya pemantik saja,” kata Andi.
Andi mengungkapkan, jika penghargaan yang diberikan oleh Pemkab Jepara tidak seberapa nilainya. Akan tetapi, dirinya menyatakan jika hal itu sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakatnya yang berprestasi agar selalu ditingkatkan. “Dalam berbuat suatu kebaikan jangan hanya melihat untung ruginya,” ujarnya.
Seperti diketahui sekolah adiwiyata merupakan sekolah yang sudah melaksanakan program dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) tentang pendidikan lingkungan hidup melalui gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah, yakni aksi kolektif secara sadar, sukarela dan berkelanjutan yang dilakukan sekolah dalam menerapkan perilaku yang ramah lingkungan.
Sementara itu, kampung ProKlim merupakan prgram dari Kemen LHK yang bertujjuan untuk meingkatkan keterlibatan masyarakat dalam dan pemangku kepentingan untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penutunan emisi gas rumah kaca.
Selain itu juga memebrikan pengakuan terhadap adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah. Kampung ProkLim ini dilaksanakan paling rendah setingkat RW atau dusun dan paling tinggi setingkat kelurahan/desa.
Komponen utama ProkLim yakni adaptasi dan mitigasi. Dimana amsing-masing komponen memiliki kegiatan diantara untuk Adaptasi yakni penegndalian kekeringan, longsor dan banjir, peningkatan ketahanan pangan hingga pengendalian penyakit terkait iklim. Sedangkan untuk mitigasi memiliki kegiatan seperti pengelolaan sampah, penggunaan energi terbarukan, budidaya pertanian rendah emisi gas rumah kaca, peningkatan tutupan vegetasi dan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.