JEPARA – Muhamad Raka Andriyan Agustin (4), hanya bisa tergolek tak berdaya di atas dipan dalam sebuah kamar berukuran tak lebih dari 3×3 meter saat pelaksana Tugas (Plt) Bupati Jepara Dian Kristiandi, Selasa (14/1/2020) menengoknya. Hanya ditunggui oleh Sumari (55), neneknya, putra kedua dari Yuli Susanti, warga RT 02 RW 03 Desa Jebol Kecamatan Mayong sudah empat tahun ini tak berdaya karena menderita hidrosefalus sejak ia dilahirkan. Setiap harinya, Raka hanya ditunggu secara bergantian oleh nenek dan kakeknya, lantaran sang ibu harus mengais rezeki sebagai buruh pabrik garmen.
Jika normalnya bocah berusia empat tahun sudah bisa berjalan dan bermain, Raka tak berdaya dan harus merelakan kepalanya yang terus membesar. Berbagi upaya medis sudah dilakukan oleh keluarga dengan bantuan dari Pemkab Jepara dan pihak-pihak lain.
Hanya saja, karena kondisi Raka yang tidak memiliki tempurung, menjadikan upaya penanganan menjadi tidak maksimal. Upaya penyedotan cairan yang lazimnya dilakukan terhadap pasien penderita hidrosefalus urung dilakukan karena kondisi yang ada pada Raka. Pemasangan selang untuk mengeluarkan cairan terus dilakukan. Kini Raka rutin setiap dua minggu sekali melakukan pengobatan ke RS. Karyadi Semarang yang difasilitasi oleh Pemkab Jepara.
Karena kepalanya yang terus membesar, penglihatan Raka sudah mulai terganggu meskipun pendengarannya masih bisa berfungsi dengan baik. Terbukti saat diajak berkomunikasi oleh petugas puskesmas, masih bisa merespon meskipun sangat terbatas.
Sumari (55), nenek Raka mengatakan, cucunya menderita penyakit pembesaran ukuran kepala sejak usia tiga bulan. Kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan, membuat bocah malang ini hanya pasrah dengan pengobatan dari pemerintah melalui BPJS Kesehatan. “Sejak tiga bulan sudah menderita sakit ini,” katanya kepada Dian Kristiandi.
Dian Kristiandi meminta kepada Dinas Kesehatan dan instansi terkait untuk terus membantu pengobatan Raka. Meskipun sejak awal, Puskesmas dan DKK sudah melakukan berbagai upaya untuk membantu. “Tolong ini terus dikawal untuk dibantu pengobatannya,” kata Andi kepada Mudrikatun, Kepala Dinas Kesehatan Jepara.
Kepada keluarga, Andi meminta agar terus bersabar menerima cobaan ini. Andi, dalam kunjungannya ini juga menyerahkan sejumlah bantuan berupa uang tunai dan bahan pangan. Plt Bupati didampingi ketua Baznas Jepara Masunduri, kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Mudrikatun, Dinsospermasdes, Bagian Kesra, PMI, Satpol PP hingga Camat Mayong.
Hidrosefalus sendiri disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan cairan di dalam otak. Akibatnya, cairan di dalam otak terlalu banyak dan membuat tekanan dalam kepala meningkat. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya aliran cairan otak yang tersumbat, produksi cairan otak yang lebih cepat dibanding penyerapannya hingga penyakit atau cedera pada otak, yang memengaruhi penyerapan cairan otak.
Hidrosefalus bisa terjadi pada bayi ketika proses persalinan, atau beberapa saat setelah dilahirkan. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kondisi tersebut, di antaranya perdarahan di dalam otak akibat kelahiran prematur. Perkembangan otak dan tulang belakang yang tidak normal, sehingga menyumbat aliran cairan otak. Selain itu juga karena infeksi selama masa kehamilan yang dapat memicu peradangan pada otak janin.