JEPARA – Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Jepara Dian Kristiandi meminta kepada masyarakat Jepara untuk meneladani perjuangan Sultan Hadlirn dan Ratu Kalinyamat. Salah satunya yakni selama pemerintahan Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin, persatuan dan persaudaraan di kalangan masyarakat terjalin baik.
“Salah satunya yakni pelibatan Cie Gwi Gwan, tokoh keturunan Tionghoa dalam pembangunan masjid Mantingan ini. Ini membuktikan pemerintahan saat itu tidak membedakan latar belakang, termasuk latar belakang agama,” ujar Andi saat menghadiri Pengajian Dalam Rangka Haul Sultan Hadlirin ke-486 di halaman masjid Astana Mantingan Jepara, Senin (13/1/2020) malam.
Andi menambahkan, Pemkab Jepara siap untuk membantu pembangunan kawasan makam Mantingan ini. “Tahun lalu juga sudah kita bantu dan tahun ini untuk yang ke makam Raden Abdul Jalil akan kita tata. Jika memang masih butuh perbaikan, silahkan untuk disampaikan,” kata Andi.
Dalam kesempatan itu, Andi juga meminta kepada warga masyarakat untuk menjaga lingkungannya masing-masing. Pasalnya, di musim penghujan ini potensi bencana seringkali muncul karena pengelolaan lingkungan yang tidak baik.
“Meskipun karena faktor alamnya, yang tak kalah penting juga faktor manusianya dalam menjaga alam dan lingkungannya. Ini akan berpengaruh terhadap resiko bencana yang ditimbulkan,” jelasnya.
Sementara itu, hal yang sama disampaikan oleh tokoh masyarakat Desa Mantingan Akhirin Ali. Wakil Rektor Unisnu tersebut setidaknya menyebut empat hal yang bisa diteladani dari ketokohan Sultan Hadlirin. Yang pertama yakni Sultan Hadlirin lebih mengutamakan kepetingan umum daripada kepentingan pribadi.
“Yang kedua yakni ngasorake awake dewe. Beliau (Sultan Hadlirin) ini tidak peduli dengan latar belakangnya siapa. Buktinya beliau merupakan anak dari Raja Aceh yang rela menjadi tukang sapu di Kerajaan Kalinyamat hingga akhirnya menjadi suami dari Ratu Kalinyamat,” ujar Akhirin.
“Teladan lainnya yang bisa kita contoh dari Sultan Hadlirin yakni selalu mengingat kebaikan orang lain,” imbuhnya.
Akhirin menambahkan, dalam Haul ke-486 Sultan Hadlirin ini berbagai kegiatan diselenggarakan sejak seminggu lalu. Beberapa diantaranya yakni lomba yang melibatkan anak usia TK hingga dewasa seperti lomba puisi, Bazar hingga Tahfidz Qur’an. “Mewakili panitia, kami menyampaikan terima kasih kepada Plt Bupati yang hadir secara pribadi dalam pengajian ini,” tandasnya.
Sultan Hadlirin merupakan anak dari Raja Muhayat Syeh, Sultan Aceh yang bernama asli Raden Toyib. Pada awalnya Toyib yang dilahirkan di Aceh ini menimba ilmu ke tanah suci dan Tiongkok (Campa) untuk dakwah islamiyah. Ia pergi ke Jawa (Jepara) dan menikah dengan Ratu Kalinyamat (Retno Kencono).
Ratu Kalinyamat adalah putri Sultan Trenggono, sultan Kerajaan Demak. Akhirnya dia mendapat gelar Sultan Hadlirin dan sekaligus dinobatkan sebagai adipati Jepara hingga wafat.