JEPARA – Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Jepara Dian Kristiandi memerintahkan semua jajaran di Kabupaten Jepara untuk tidak ”ijir-ijian” dalam penanganan bencana. Andi meminta semua elemen baik perangkat daerah, petugas penanggulangan bencana, tim reaksi cepat, tim kesehatan hingga relawan untuk siap bergerak pada kesempatan pertama jika terjadi bencana. Hal ini disampaikan oleh Dian Kristiandi saat Apel Siaga Bencana tingkat Kabupaten Jepara di Halaman Setda Jepara, Rabu (11/12/2019).
“Kita tidak boleh saling lempar tanggungjawab karena tuags kebencanaan bukanlah tugas BPBD semata, tetapi tugas kita semua, seluruh komponen masyarakat Jepara,” ujar Andi.
Kepada para camat dan kepala desa, Andi meminta agar meningkatkan kesiapsiagaan, kepekaan dan lebih mendekatkan diri kepada masyarakatnya. Selain itu jika terdapat tanda-tanda potensi bencana, diharapkan untuk segera melapor ke Call Center BPBD Jepara, portal wadul bupati atau lembaga diatasnya untuk mendapatkan tindak lanjut sebagaimana mestinya.
“Pasca apel ini, seluruh pemangku kepentingan harus meningkatkan koordinasi dan komunikasi yang telah terbangun baik selama ini. Terlebih jika sudah terajdi bencana, diantara satu instansi harus aling bahu-membahu. Langkah ini penting agar bencana yang terjadi dapat segera ditanggulangi secara komprehensif,” jelas Andi.
Lebih lanjut Andi menyebut wilayah-wilayah yang berada di lereng Muria menjadi wilayah rawan bencana alam. Selain itu wilayah yang dilalui sungai-sungai besar seperti di Desa Sumberrejo Kecamatan Donorojo juga harus meningkatkan kewaspadaannya. “Kecamatan-kecamatan di bawah lereng muria menjadi prioritas kesiapsiagaan bencananya, sebab memliki potensi yang lebih besar,” imbuhnya.
Sementara terkait dengan alokasi anggaran, politikus PDI Perjuangan itu menyatakan jika Pemkab Jepara telah menyiapkan anggaran yang cukup untuk penanganan bencana. “Jika nanti memang dirasa kurang, kita memiliki anggaran tak terduga sekitar 2 milyar yang bisa digunakan jika memang kondisinya dikategorikan sebagai bencana,”jelasnya.
Andi memandang kegiatan apel ini penting untuk mengukur kesiapsiagaan dalam mengantisipasi segala bentuk bencana yang mungkin terjadi di Jepara. Terlebih, berdasarkan indeks Risiko bencana Indonesia tahun 2013 lalu, Jepara menempati urutan 209 nasional dan 15 tingkat propinsi Jawa Tengah.
“Oleh karena itu, apel ini penting untuk meningkatkan koordinasi, menyatukan sikap dan tindakan kita. Tidak hanya dalam mengantisipasi dan menghadapi bencana, tetapi juga dalam penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di wilayah Kabupaten Jepara,” tanadsnya.
Apel siaga bencana 2019 ini diikuti oleh seluruh para pihak terkait kebencanaan. Mulai dari isntansi pemerintah, swasta hingga relawan. Kesiapsiagaan peralatan penanganan kebencanan juga dipamerkan dalam apel ini. Pemkab Jepara juga menyerahkan penghargaan kepada 43 lembaga pemerintah, swasta dan perorangan yang turut membantu penanganan kekeringan yang terjadi sepanjang 2019 ini.