JEPARA – Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Jepara Dian Kristiandi meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Jepara mempersiapkan sejak dini kegiatan atau pekerjaan untuk APBD 2020. Dengan begitu, sejak awal tahun, OPD sudah bisa memulai kegiatannya sehingga penyerapan anggarannya bisa maksimal.
“APBD 2020 sudah ditetapkan pada November lalu. Sejak saat itu sebenarnya sudah bisa disiapkan dokumen perencanaan dan lelang pekerjaan/kegiatan. Sehingga Januari sudah bisa dilelang, dan di bulan Februari kegiatan sudah bisa dilaksanakan. Dengan begitu, capaian kinerja bisa lebih baik dibandingkan dengan tahun ini,” kata Andi baru-baru ini.
Andi menyebut, lelang lebih awal diperlukan agar tidak banyak pekerjaan yang menumpuk di semester II. Oleh karena itu, pihaknya meminta segala hal ayng terkait dengan prose slelang dipersiapkan dengan seksama dan cermat. “Terutama untuk OPD yang beban kerjanya cukup besar seperti DPUPR, Disdikpora, Dinas Kesehatan dan Perkim,” ujarnya.
Lebih lanjut Andi menambahkan, untuk perbaikan kinerja di tahun 2020, pihaknya sebenarnya sudah memanggil sejumlah OPD yang anggarannya cukup besar agar melakukan persiapan sejak dini. Karena hal itu, akan mempengaruhi capain secara komulatif.
Kepada OPD, Andi juga meminta untuk terus melakukan evaluasi terhadap rekanan atau pihak ketiga penyedia barang dan jasa. Jika dalam proses penyediaan barang dan jasa, ada rekanan yang tidak baik maka harus dicatat dan dievaluasi. Jika perlu, harus di blacklist. “Selain itu dalam pemilihan rekanan juga tidak hanya berdasarkan penawaran harga yang paling murah saja,” jelasnya.
Hingga akhir November lalu, kata Andi, pengerjaan fisik untuk APBD 2019 sudah mencapai 84 persen. Angka ini masih diibawah target yang dibebankan yakni sebesar 88 persen. Untuk itu, dirinya meminta tahun 2020 penyerapannya harus ditingkatkan.
Seperti diketahui, APBD Kabupaten Jepara 2020 telah ditetapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara, Jumat (29/11/2019). Secara ringkas, nilai APBD 2020 yang disetujui mencapai Rp2,54 triliun. Jumlah itu terdiri dari anggaran belanja sebesar Rp2,15 triliun dan transfer senilai Rp392 miliar.
Dengan beban belanja dan transfer sebesar itu, pendapatan sepanjang tahun 2020 direncanakan sebesar Rp2,4 triliun. Sehingga terjadi defisit Rp123,4 miliar. Defisit ditutup dari pembiayaan neto.