JEPARA – Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Jepara Dian Kristiandi Senin (9/9/2019) pagi membagikan air bersih ke warga Desa Kaliombo Kecamatan Pecangaan yang terdampak kekeringan. Didampingi oleh Asisten II Setda Jepara Mulyaji dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Arwin Noor Isdiyanto. Andi, sapaan akrab Dian Kristiandi membagikan 10 ribu liter air bersih yang diangkut dengan dua mobil tangki milik BPBD.
Puluhan warga di RT 5 dan RT 7 RW 2 antusias menerima bantuan air bersih itu. Droping air bersih pada Senin (9/9/2019) ini ke Desa Kaliombo setidaknya kali ketiga dilakukan oleh BPBD Jepara selama September ini.
Dian Kristiandi dalam kesempatan itu menyampaikan jika krisis air bersih akibat kemarau yang panjang memang terjadi di beberapa tempat tidak hanya di Jepara. Untuk itu, dirinya meminta warga masyarakat untuk bersabar. “Sabar saja, pemerintah tetap akan hadir untuk membantu warganya untuk mendapatkan air bersih,” kata Andi.
Ditengah keterbatasan ketersediaan air ini, Andi juga meminta warga masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan air. Warga masyarakat juga tidak perlu rebutan dengan warga lainnya, sebab droping air akan rutin dilakukan. “Penggunaannya harus bijak dan hemat karena air yang terbatas,” ujarnya.
Andi menambahkan, antisipasi kekeringan ini sebenarnya sudah dilakukan dengan mengandalkan PDAM. Hanya saja yang terjadi, justru sumur-sumur dan sumber air PDAM juga mengalami kekeringan sehingga tidak maksimal mengaliri ke warga. “Nanti kita evaluasi juga ini PDAM agar pelayanan ke masyarakat bisa tetap maksimal di musim kemarau seperti ini,” jelasnya.
Sementara ditanya soal penyediaan anggaran untuk droping air ini, lanjut Andi, Pemkab Jepara setiap tahunnya melakukan evaluasi, jika memang dibutuhkan tambahan anggaran maka akan diberikan. Pihaknya juga tidak hanya mengandalkan anggaran dari APBD, melainkan juga menggandeng anggaran CSR dari sejumlah perusahaan yang ada di Jepara. “Kalau perlu ditambah ya nanti akan ditambah. Nanti juga akan gandeng perusahaan yang ada,” tandasnya.
Sholekah, warga RT 5 RW 2 mengaku jika sumurnya sudah mengering sejak empat bulan ini. Untuk memenuhi kebutuhan, dirinya terpaksa membeli air bersih dalam jerigen. Setidaknya ada 45 kepala keluarga yang terdampak kekeringan di RT 5 RW 2. “Enam jerigen seharga 30 ribu,” akunya.
Hal yang sama dikatakan Harsani, warga RT 7 RW 2. Untuk memenuhi kebutuhannya, ia terpaksa membeli air satu mobil kol seharga 100 ribu yang habis digunakan untuk empat hari. “Sebenarnya warga sudah memiliki saluran PDAM, hanya saja musim kemarau ini juga tidak ada airnya,” jelasnya.
Sementara itu berdasarkan data di BPBD Jepara, hingga September ini sudah ada delapan desa yang mengalami kesulitan air bersih. Delapan desa tersebut yakni Desa Kaliombo Kecamatan Pecangaan, Desa Kedungmalang Kecamatan Kedung, Desa Raguklampitan Kecamatan Batealit, Desa Blimbingrejo Kecamatan Nalumsari, Desa Pendem Kecamatan Kembang, Desa Kunir dan Desa Jlegong Kecamatan Keling.